Selasa, 22 Januari 2013
In:
life is journey
Senyum-mu-ku
Di suatu siang yang ramai, aku terdiam di antara teman-teman yang sedang menunggu. Di sini (menunjuk hati) sedikit terselip sedih dan kecewa...
Entah karena
alasan apa, kadang-kadang sesuatu memang tidak bisa dijelaskan hanya dengan
logika.
Teman di sampingku yang notabennya adalah “radenmas” di kelas sesumbar
berkata “aku lebih suka melihat kamu senyum"
Ucapan dia yang disertasi
disertai dengan senyuman itu membuatku terpaku bisu. Tentu aku tidak
benar-benar terpaku, aku tersenyum ke arahnya dan sedikit menggoda dia. Ternyata temanku yang satu ini memperhatikan raut mukaku yang manis sedang merasa kecewa. yayaya..dia merasakan perubahannya karena hari sebelumnya aku sangat gembira luar biasa.... *enough*
Secara teknis aku tidak tahu bagaimana itu bisa bekerja. Pernah suatu hari badanku terserang virus influenza, aku merasakan degradasi
imunitas yang luar biasa. Namun ku lihat senyum seseorang dengan seksama. Hanya terjadi begitu saja. Lalu entah
bagaimana proses reaksinya, senyumnya kini telah tumbuh menjadi senjata melawan virus-virus influenza. Imunitas meningkat dua kali lipatnya. Dari mata memberikan instruksi cepat pada otak untuk membentuk gugusan senyum pula pada bibirku..
Senyummu pun selalu berubah menjadi senyumku.
Aku percaya senyum selalu bisa memberi makna yang berbeda untuk siapapun yang melihatnya juga untuk siapapun yang tulus memberikan senyumnya.. Makna yang bisa jadi setitik bahagia.. bukankah kebahagiaan bisa dimulai dari ha-hal yang kecil seperti sebuah senyuman..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar